Latar Belakang
Informasi di dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan informasi menjadi masalah ketika kebutuhan tersebut tidak dapat
terpenuhi. Mahasiswa menghadapi kebutuhan informasi setiap hari dalam proses
belajar mengajar. Permasalahan yang diberikan kepada mahasiswa menjadi latihan
bagi mereka untuk menemukan penyelesaian atau jawaban, yang pada akhirnya
penyelesaian atau jawaban tersebut menjadi pengetahuan baru. Seiring dengan
perubahan paradigma pembelajaran, maka kegiatan belajar mengajar di perguruan
tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen, melainkan sangat
dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Proses pembelajaran harus berpusat pada
peserta belajar. Pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa disebut juga
dengan Student Centre Learning (SCL). Dalam hal ini pengajar bukan
satu-satunya sumber informasi, melainkan sebagai fasilitator, dinamisator, dan
motivator dalam pembelajaran. Selain sumber
informasi berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, sekarang ini
berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam
menggali ilmu pengetahuan.
Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan
referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat
mempermudah proses studinya. Internet
banyak digunakan untuk sarana pendidikan, mencari pengetahuan, berbagi
pengalaman, memberikan informasi kepada orang lain, dan kegiatan yang biasa
dilakukan oleh manusia
khususnya mahasiswa. Dengan adanya internet, tidak ada lagi suatu batas penghalang apakah itu
lokasi, jarak, dan waktu dalam penyebaran informasi. Penyebaran informasi ini juga
meningkatkan perkembangan kebudayaan manusia, komunikasi, pertukaran informasi
dan berkas. Dengan pertumbuhan informasi di internet dan pengembangan alat-alat pencarian yang
lebih canggih, sekarang ada kemungkinan besar untuk menemukan informasi dan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang nyata. Tapi di dalam rawa-rawa data
jaringan, di samping informasi
yang berharga terdapat juga jumlah sampah
yang sangat luar biasa. Tidak semua
yang disajikan internet memberikan data yang
akurat dan berkualitas. Terkadang ada website
yang hanya menampilkan hoax. Hoax adalah usaha untuk memperdaya
orang-orang agar mempercayai sesuatu yang salah adalah benar, sehingga tidak
memiliki kualitas dan tidak valid untuk dijadikan sumber referensi (Hariyanto,
2009).
Isu hoax juga
tidak hanya tersebar melalui media internet. Banyak hoax yang merebak dikalangan mahasiswa dari mulut ke mulut.
Mahasiswa seakan tidak bisa membedakan mana
yang benar dan mana yang terlihat benar. Mereka tanpa berpikir panjang
seringkali ikut
menyebarkan isu-isu hoax
tersebut. Akibat yang ditimbulkan dari penyebaran isu hoax sendiri bisa menimbulkan fenomena
putusnya pertemanan, gesekan, dan permusuhan.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui alasan dibalik sikap dan
tindakan mereka dalam menanggapi isu hoax
tersebut melalui sebuah penelitian dan disajikan dalam bentuk laporan.
Rumusan Masalah
1.
Dari mana mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran mendapatkan
berita?
2.
Seberapa sering
mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad
Pangandaran mencari berita?
3.
Apakah mahasiswa di
lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran mudah
mempercayai suatu berita?
4.
Bagaimana reaksi
mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran
ketika memperoleh isu hoax?
5.
Bagaimana reaksi
mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran
setelah menyebarkan isu hoax?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dari
mana mahasiswa di lingkungan PSDKU
Unpad Pangandaran memeproleh berita.
2.
Untuk mengetahui
seberapa sering mahasiswa dikalangan PSDKU
Unpad Pangandaran memperoleh berita.
3.
Untuk mengetahui
apakah mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran mudah percaya terhadap
suatu berita.
4.
Untuk mengetahui reaksi
mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad
Pangandaran ketika memperoleh isu hoax.
5.
Untuk mengetahui reaksi
mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad
Pangandaran setelah menyebarkan isu hoax.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Peneliti
menyusun rancangan penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif dalam
bentuk kuantitatif. Metode ini lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena sosial. Tujuan utama dari metodologi ini ialah untuk
menjelaskan suatu masalah dengan menghasilkan generalisasi. Generalisasi ini
dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metedologi estimasi yang umum
berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan
berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya
yang juga sering disebut “sampel” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang
diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering
disebut “data”. Dalam hal ini fenomena sosial yang kita bahas mengenai berita hoax. Adapun sample dan populasi yang
kita analisis khususnya berada dikalangan mahasiswa PSDKU Unpad Pangandaran.
Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan
menyebarkan kuisioner yang telah diprint
out terhadap 50 responden.
Data yang
dikumpulkan terdiri
dari sembilan pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan. Adapun teknik analisis
data yang digunakan berupa penyajian. Penyajian data sendiri merupakan kegiatan
pengumpulan informasi yang disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kuantitatif ini berupa teks
deskriptif dan grafik.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Di kalangan mahasiswa kebutuhan akan
informasi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, kebanyakan mahasiswa di
lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran senang membaca berita. Sumber informasi atau
berita saat ini sudah sangat banyak. Informasi tidak hanya di dapat melalui
mulut ke mulut akan tetapi bisa dari televisi, radio, internet dan media
elektronik lainnya. Setelah dilakukan penelitian dengan cara memberikan tiga
pilihan sumber media informasi diantaranya yaitu internet, koran dan televisi
mayoritas mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran menjadikan internet
sebagai sumber informasi mereka.
Rata-rata mahasiswa di lingkungan PSDKU
Unpad Pangandaran lebih dari empat kali mencari informasi dan membaca berita
setiap harinya. Meskipun tidak sedikit dari mereka yang hanya sekali sampai
tiga kali sehari dalam membaca berita.
Data yang kami peroleh juga menunjukan,
lebih dari empat puluh mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran tidak
mudah percaya terhadap suatu berita yang mereka terima. Mereka tahu tentang apa
itu hoax. Mereka juga pernah
mendapakan informasi yang menyangkut hoax.
Hal itu yang mungkin menjadi alasan mereka untuk mencari tahu lagi tentang
kebenaran akan berita yang mereka terima. Tetapi ada juga mahasiswa yang masih
mudah percaya akan berita yang baru diterimanya tanpa melakukan konfirmasi
terlebih dulu.
Sedikit
sekali para mahasiswa di lingkungan PSDKU Unpad Pangandaran yang pernah
menyebarkan isu hoax. Meski begitu
mereka yang pernah menyebarkan isu hoax
justru tidak merasa menyesal dan merasa biasa saja dan cenderung tidak peduli.
Selain
itu, berdasarkan hasil riset yang telah kami lakukan faktor jenis kelamin cukup
memberikan pengaruh yang signifikan. Mayoritas yang sering menyebarkan isu hoax
adalah perempuan.
BAB IV
KESIMPULAN
Secara
umum mahasiswa dilingkungan PSDKU Unpad Pangandaran cukup selektif dalam
mengolah berita yang mereka terima, baik yang bersumber dari media internet,
televisi, radio, koran, dan media elektronik lainya. Hal ini bisa meminimalisir
penyebaran isu hoax di kalangan
mahasiswa PSDKU Pangandaran. Terbukti bahwa hanya sedikit mahasiswa yang
menyebarkan isu hoax tersebut.
Hasil
riset menyatakan bahawa mayoritas mahasiswa di kalangan PSDKU Pangandaran
menjadikan internet sebagai sumber informasi utama sehingga bisa diindikasikan
bahwa isu hoax yang mereka terima
juga berasal dari internet.
Meski
mahasiswa di lingkungan PSDKU Pangandaran cukup selektif dalam mengolah berita
yang diterima, masih ada diantara mereka yang pernah menyebarkan isu hoax. Akan tetapi hanya sebagian kecil
dari mereka yang menyesalinya, mereka cenderung menganggap hal itu biasa saja
bahkan juga tidak cukup memperdulikannya.
Hasil riset juga menyatakan bahwa kebanyakan
yang menyebarkan isu hoax adalah
perempuan maka dalam hal ini faktor jenis kelamin memiliki pengaruh yang sangat
signifikan.
Source
Ali, Usman. DMCA.COM.
May Sunday, 2015.
www.pengertianpakar.com/2015/05/teknik-pengumpulan-dan-analisis-data-kualitatif.html
(accessed March Thuesday, 2017).
Doel, Bang. doel.web.id.
2016. http://www.doel.web.id/2016/08/4-alasan-orang-menyebarkan-hoax.html
(accessed March Thuesday, 2017).
Papasemar. papaSemar.com.
June -, 2015.
http://papasemar.com/inilah-5-alasan-kenapa-orang-indonesia-mudah-percaya-berita-hoax/
(accessed March Thuesday, 2017).
romauli. indolinear.com.
August Sunday, 2016. http://indolinear.com/dampak-negatif-dari-kabar-hoax.html
(accessed March Tuesday, 2017).
No comments:
Post a Comment