Menurut Cambridge Dictionary, sistem politik liberal
adalah suatu bentuk sistem perwakilan demokrasi bekerja atas prinsip
liberalisme, yaitu melindungi hak individu dengan menuangkannya pada aturan.
Salah satu ciri utama dari sistem politik liberal adalah kekuasaan negara yang
terletak pada parlemen. Adapun kelebihan dari sistem politik liberal ini yaitu
kecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, hal ini karena kekuasaan
tidak berada pada satu pemegang kekuasaan saja. Sedangkan kekurangan dari
sistem politik liberal adalah memicu adanya monopoli kekuasaan oleh sekelompok
pemangku kekuasaan yang bekerja sama. Adapun negara yang menganut sistem
politik liberal diantaranya:
1.
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat (AS) system politik dijalankan
berdasarkan Konstitusi AS tahun 1787
dengan nama “Declaration Of Independence”. Dalam ketentuan konstitusi ini, corak politik yang dianut adalah Demokrasi Liberal. Ketentuan
sistem politik Amerika Serikat antara lain
adalah sebagai berikut :
a)
Amerika Serikat menganut pemisahan kekuasaan antara legislatif (congress) yang memiliki fungsi
perundangan eksekutif (Presiden dan menterinya) yang memiliki fungsi pemerintahan, dan yudikatif (MA) yang mempunyai fungsi peradilan.
Masing- masing lembaga merupakan
lembaga tertinggi di bidangnya. Apabila terjadi konflik antara lembaga legislatif dan lembaga eksekutif, yang menengahi adalah lembaga yudikatif.
b)
Ketiga lembaga itu saling menguji atau membatasi dan mengontrol (check and balance) sehingga tidak ada
yang lebih dominan satu dengan yang
lainnya. Contohnya legislative mengawasi tindakan pemerintah dan membuat public policy, dua kamar di congress mempunyai kedudukan yang sama sehingga tidak ada putusan yang hanya disetujui oleh
salah satu kamar. Dalam mengangkat
menteri, presiden harus mendapat persetujuan 2/3 anggota senat, undang-undang yang dibuat congress harus mendapat persetujuan
presiden, presiden dalam mengangkat jaksa agung
harus mendapat persetujuan 2/3 anggota senat, presiden dapat dipecat oleh congress.
c)
Legislatif dilaksanakan oleh congress (seperti
parlemen di Inggris) congress terdiri
dari dua kamar (bicameral), yaitu senat (utusan negara-negara dan DPR (House of
Representative). Anggota DPR dipilih setiap
empat tahun dan mewakili seluruh rakyat Amerika Serikat, bukan mewakili rakyat satu Negara bagian. Sedangkan senat terdiri dari 100 orang yang
mewakili rakyat satu negara bagian,
masing-masing dua orang. Besar kecilnya negara bagian tidak dibedakan. Setiap anggota congress disebut congressman. Congressman yang duduk di House
of Representative disebut
Representative, sementara yang duduk di senat disebut senator, masa jabatan senator adalah 6 tahun.
d)
Eksekutif sesuai dengan sistem presidensial yang
diterapkan, sehingga Presiden adalah
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak bertanggung jawab kepada congress, dan menteri-menteri dalam kabinet juga
tidak bertanggung jawab kepada
congress karena diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden.
e)
Kekuasaan yudikatif dijalankan. MA (Supreme of
Court) terhadap semua perkara,
kecuali soal impeachment (pemberhentian dari jabatan publik, biasanya ditujukan kepada kepala Negara, karena telah melakukan perbuatan
tidak terpuji, melalui mekanisme sesuai
peraturan perundang-undangan . Asas yang diterapkan adalah persamaan. Selama berkelakuan baik, masa jabatan anggota Supreme of Court adalah
seumur hidup.
2. Prancis
Liberalisme pertama kali digelorakan oleh golongan borjuis perancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes
terhadap kepincangan keganjilan yang
telah lama berakar kuat di Perancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau, di Perancis terdapat pemisahan pembedaan yang tajam
sekali antara golongan berhak istimewa
dan golongan tanpa hak. Golongan pertama memiliki segala-galanya. Seakan-akan golongan inilah yang memiliki negara Perancis.
Mereka terdiri dari kaum bangsawan dan kaum
alim atau ulama (padri). Golongan kedua hanya
memiliki kewajiban, tidak mempunyai hak apa-apa. Mereka itu adalah rakyat Perancis, baik golongan borjius yang kaya raya maupun golongan rakyat biasa.
Ibarat budak belian, rakyat harus
selalu tunduk dan taat kepada tuannya, yaitu kaum bangsawan dan kaum padri. Golongan Borjius yang diperlakukan sewenang-wenang
tadi lalu berjuang untuk memperoleh
kebebasan kemerdekaan sebagai kaum penguasa mereka menuntut memperjuangkan kebebasan atau kemerdekaan berusaha. Jadi kebebasan
kemerdekaan dalam bidang ekonomi. Karena
sejak adanya Colbertisme (abad ke-17), pemerintah Perancis terlalu banyak mencampuri masalah kebebasan ekonomi perdagangan, sehingga
sangat mengekang kebebasan
kemerdekaan berusaha. Lambat laun tuntutan perjuangan golongan borjius tadi tidak terbatas pada kebebasan kemerdekaan dalam bidang ekonomi saja, melainkan juga dalam bidang politik dan agama.
Reaksi protes golongan borjius terhadap
kepincangan atau keganjilan tata masyarakat dan tata pemerintahan Perancis banyak dipengaruhi oleh karya tulisan Philosophes, misalnya
Voltare, Rousseau, dan Montesquie. Voltare : Voltare (1694-1778), sebagai seorang
penganut Rasionalisme banyak sekali
mengemukakan kritikan atau kecaman terhadap kepincangan dan keganjilan yang terdapat di perancis. Jean Jacques Rousseau : Rousseau (1721-1778) yang menulis Du Contract Social, membentangkan
pendapatnya mengenai tata negara.
Menurut dia kedaulatan dalam suatu negara harus berada ditangan rakyat. Montesquie : Montesquie (1689-1755) menulis L'esprit
des lois artinya jiwa
undang-undang atau jiwa hukum. Dalam buku itu terdapat teorinya tentang Trias Politica. Ketiga kekuasaan yang dimaksud ialah : Legeslatif,
Eksekutif dan Judikatif harus
dipisah-pisahkan agar tidak terjadi sewenang-wenangan. Buah pikiran para Philosophes itu bukan hanya mempengaruhi golongan borjius, melainkan juga mempengaruhi rakyat
jelata yang lebih tertekan dan
tertindas. Di Perancis makin lama makin tertimbun perasaan tidak puas. Pada abad ke-18
golongan borjius merupakan golongan
minoritas. Bila mereka sendirian melancarkan aksi kebebasan kemerdekaan, maka tidak mungkin akan berhasil. Oleh sebab itu mereka lalu mengajak
golongan rakyat jelata untuk
bersama-sama melawan menantang golongan bangsawan dan padri. Sebagai akibatnya pada tahun 1789 meletus Revolusi Perancis. Jadi, Revolusi Perancis
itu sebenarnya revolusinya
golongan borjius yang menuntut memperjuangkan kebebasan kemerdekaan. Mereka itu kemudian disebut Golongan Liberal (Golongan
orang-orang yang bebas merdeka). Gerakan untuk mewujudkan Liberalisme membutuhkan
waktu yang panjang dan lama. Di
Perancis Liberalisme baru benar- benar dapat dilaksanakan pada tahun 1870, yaitu setelah Perancis menjadi Negara Republik yang ketiga. Dari
Perancis gerakan liberalisme tadi
menyebar ke negara-negara lain di daratan Eropa. Tatkala Eropa dilanda api Perang Koalisi (1792-1815) Napoleon Bonaparte beserta pasukannya menjelajahi hampir seluruh pelosok daratan Eropa.
Walaupun di negerinya sendiri
Napoleon memerintah sebagai seorang diktator, namun di daerah-daerah yang diduduki atau dikuasai ia selalu menganjur-anjurkan Pemerintahan yang
berdasarkan Liberalisme. Setelah perang
koalisi berakhir dan Napoleon jatuh, gerakan Liberalisme sudah tersebar luas di luar wilayah Perancis. Perkembangan Gerakan liberalisme di
Perancis selalu di ikuti oleh negara-negara
lain. Ketika di Perancis meletus Revolusi bulan Juli tahun 1830 dan revolusi bulan Februari tahun 1848, api revolusi itu dengan cepat menjalar
ke negara-negara di sekitar Perancis (Belgia, Italia, Austria, dan Jerman).
2. Filipina
Kebangkitan
nasionalisme Flipina termasuk yang tumbuh lebih awal di bandingkan dengan
kebangkitan nasionalis negara-negara asia tenggara lainnya. Imperialisme
Spanyol yang bertindak kejam dan kolot. Tidak ada kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat. Setiap tuntunan mengenai-mengenai perbaikan pemerintahan, dianggap
sebagai pengkhianatan terhadap Spanyol dan dihukum secara kejam. Lahir kaum
inteletual atau golongan terpelajar. Datangnya bangsa Spanyol yang menyebarkan
agama katolik Roma, akan membawa Bangsa Filipina ke cara-carahidup Eropa,
sehingga menggantikan cara hidup asli. Pendidikan Filipina termasuk maju,
dibandingkan dengan negara-negara Asia, karena mendapat pendidikan dengan
system negara Barat. Pendidikan tersebut menimbulkan golongan pelajar yang tau
bahwa mereka dijajah. Mereka ingin merbeka. Penguasa gereja yang mengekang
kehidupan bangsa Filipina. Sebagian besar tanah Filipina milik biara, sehingga para petani
Filipina hanya sebagai penyewa tanah belaka. Hidup para petani sangat menderita.
Pengaruh paham-paham baru seperti demokrasi dan liberalisme. Pembukaan Terusan
Suez mempermudah hubungan Eropa dan
Asia. Oleh karena itu buku yang memuat paham demokrasi dan liberalisme dengan
mudah masuk ke Asia, termasuk ke Filipina. Sebaliknya banyak orang Asia pergi
ke Eropa, sehingga mengenal Nasionalisme Barat, yang dibawa ke Filipina.
Pengruh revolusi kemerdekaan di Amerika Latin yang menentang imperialisme
Spanyol. Diantaranya adalah Perang Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan terhadap bangsa Spanyol (1810-1828), membuka mata bangsa
Filipina bahwa Spanyol dapat dikalahkan.
3. Mesir
Sebagian afrika utara dan wilayah arab termasuk ke dalam wilayah
kekuasaan Turki Ottoman, akan tetapi pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad
ke 19, mulai terjadi pemberontakan-pemberontakan dan peperangan yang merongrong
kekuasaan Turki Ottoman. Salah satu gerakan yang paling membahayakan bagi Turki
Ottoman ialah gerakan Nasionalisme. Gerakan nasionalisme ini awalnya tumbuh
setelah direbutnya mesir oleh Napoleon Bonaparte dari tangan Turki Ottoman pada
tahun 1798. Di setiap penaklukkannya, Napoleon juga menyebarkan paham
Nasionalisme, liberalisme dan demokrasi yang merupakan inti dari semangat
Revolusi Prancis. Paham nasionalisme yang tertanam di mesir, ternyata juga
meluas dan menyebar ke dunia arab. Hal ini karena Mesir termasuk negara Arab
sehingga bangkitnya nasionalisme Mesir merupakan hal yang sama dengan
bangkitnya nasionalisme Arab. Bangkitnya nasionalisme arab dibarengi dengan
timbulnya paham wahabisme, Terlebih lagi bangsa arab pada umumnya memandang
Turki Ottoman sebagai penjajah dunia arab. Meskipun memiliki basis agama yang
sama yakni islam, akan tetapi bangsa turki tetap dipandang sebagai bangsa
asing. Bangkit nya gerakan nasionalisme mesir dan arab pada umumnya diikuti
dengan rasa sentimen anti orang asing (Turki, Inggris dan Prancis).
Comments
Post a Comment