Paradigma Berpikir
- Paradigma: titik berdiri, menekankan pada posisi filosofis dari seseorang atau sebuah pemikiran
- Perspektif: sudut pandang atau cara pandang seseorang atau pemikiran terhadap suatu hal
Lahirnya Filsafat
- Pemikiran abstrak tentang dunia dan kehidupan manusia yang sebenarnya muncul pertama kali pada abad ke 6 SM
- Tujuannya untuk melampaui takhayul untuk menuju sebuah penjelasan rasional
Karakteristik
- Pemikiran Spekulatif à usaha untuk memahami kehidupan
- Pemikiran Praktis à usaha untuk menuntun perilaku manusia dalam skema realitas yang lebih besar
- Pemikiran Kritis à penyelidikan yang teliti terhadap pondasi dimana pemikiran itu sendiri dibangun
Filsuf-filsuf Miletus
- Thales: semua berasal dari air
- Anaximander: alam semesta berasal dari apeiron (the infinite) yang berisi 4 elemen dasar à Air, Udara, Tanah, dan Api
- Anaximenes: bahan dasar alam semesta dari uap.
- Filsuf-filsuf miletus ini tidak pernah mempertentangkan pendapat mereka.
Phytagoras
- Menggunakan matematika sebagai alat pembuktian.
- Hidup manusia haruslah harmonis dengan keteraturan alamiah seperti yang ditunjukkan oleh matematika.
Heraclitus
- Dengan teka-teki bahasa dia membantah argumen Phytagoras.
- Kekacauan dalam bahasa merupakan cerminan kekacauan pemikiran yang berhubungan secara paralel dengan karakter alam yang kompleks dan dinamis
- "Upon those who step into the same river, different waters flow."
- Semuanya mengalir
Parminedes
- Bahasa mengandung logika ketetapan itu sendiri.
- Perubahan hanya terjadi di permukaan, realitas sesungguhnya tetap.
- Segala sesuatunya tetap
Zeno of Elea
- Murid Parminedes yang mendukung pendapat gurunya
- The Dichotomy:
- Kita tidak pernah sampai ke titik B
- Dengan paradoks bahasa ini Zeno menunjukkan bahwa perubahan itu tidak mungkin
Sokrates
- What is piety? à kewajiban moral
- Metode dilema: apakah dosen melarang mencontek karena itu salah, ataukah itu salah karena dosen melarang?
- Apakah kebaikan itu baik karena Tuhan menyukainya, atau Tuhan menyukai itu karena baik?
- Kita memiliki kapabilitas untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
- Sesuatu memiliki kriteria sendiri agar menjadi baik/buruk
- Hal ini tidak bisa diajarkan karena tidak mudah untuk diajarkan
Plato
- What is virtue? (keutamaan/kebajikan)
- Apakah kebajikan berasal dari hasrat kita berbuat baik?
- Jika iya, mengapa kebajikan manusia bervariasi?
- Kebajikan bukan berasal dari hasrat melainkan dari pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk
- Dari mana kita mendapatkan pengetahuan tersebut? (epistemologi)
- Apakah kita mempelajari sesuatu yang belum kita ketahui, atau mempelajari sesuatu yang sebenarnya telah kita ketahui?
- Metode rekoleksi àbahwa kita sebelumnya pernah hidup di dunia ide, tapi kita melupakannya maka kita perlu untuk mengingat kembali
- Pengetahuan kita berasal dari dunia ide
- Rekoleksi bisa diajarkan
- Plato mendirikan Academia yang pertama
Aristotles
- Berbeda dengan gurunya, Plato, Aristotles menolak bahwa pengetahuan berasal dari dunia ide.
- Mengedepankan pengamatan indrawi
- Bertujuan menyatukan semua pengetahuan di dalam sebuah sistem pemikiran yang koheren dengan membangun sebuah metodologi yang disebut LOGIKA
- Bentuk kalimat subyek-predikat merupakan ekspresi kebenaran primer
- Dengan predikasi, subyek dikategorikan
- Penggunaan kata-kata homonim, sinonim, dan paronim dalam predikat.
- Kategori di bagi dalam kualitas dan kuantitas
Kualitas
|
Kuantitas
|
Afirmatif
|
Universal
|
Negatif
|
v Universal Afirmatif (A)
v Partikular Afirmatif (I)
|
v Universal Negatif (E)
v Partikular Negatif (O)
|
v A-O dan I-E: Kontradiktoris
v A-E: Kontraris
v I-O: Subkontraris
v A-I dan E-O: Subalterna
- Kontradiktoris: salah satu harus benar yang lainnya harus salah
- Kontraris: dua-duanya tidak mungkin benar, tapi mungkin salah
- Subkontraris: Tidak mungkin dua-duanya salah, mungkin dua-duanya benar
- Subalterna: jika yang partikular salah, yang universal tidak mungkin benar
- Mengasumsikan bahwa pengetahuan teoritis bisa didapatkan dari apa yang telah kita ketahui
- Menggunakan metode silogisme, sebuah deduksi menuju kebenaran baru dari prinsip-prinsip yang telah diketahui benar
Descartes
- Empat hukum pemikiran filsafat
- Terima kebenaran hanya jika tidak diragukan lagi
- Pisahkan pertanyaan menjadi bagian-bagian yang mudah dikelola
- Mulai dari pertanyaan yang paling sederhana menuju ke yang lebih kompleks
- Periksa kembali dengan berulang-ulang untuk mendapatkan keseluruhan argumen
- Metode keraguan (Method of Doubt)
- Ilusi persepsi
- Problema mimpi
- Tuhan yang menipu
- Dimulai dari meragukan segalanya
- Ada satu yang pasti ketika saya meragukan semuanya, yakni:
- SAYA BERPIKIR !!!
- Cogito Ergo Sum (I Think Therefore I am)
- Sum Res Cogitans (I am a thing that thinks)
- Ide yang jelas dan distingtif
- Tuhan itu ada
- Pemikiran Descartes menjadi pondasi imu pengetahuan modern
Comments
Post a Comment